Kacang Lupa Kulit
Oleh: Yosep Watage Gobai
Kacang lupa kulit adalah ungkapan ki-as-an untuk menyebut orang yang lupa akan masa lalunya dan menjadi som-bong. Misalnya, seorang gadis
berasal dari kampung, merantau ke kota, berhasil menjadi artis terkenal, lalu sikap dan perilakunya berubah menjadi sok, jauh dari tata krama. Ungkapan itu juga bisa dikenakan pada orang yang tidak tahu berterima kasih, lupa akan jasa-jasa orang yang pernah menolong dan membesarkannya. Seperti si Malin Kundang, tokoh dalam salah satu cerita rakyat dari Sumatra Barat. Malin Kundang adalah pemuda yang meraih kesuksesan di rantau, tetapi kemudian ia tidak mau mengakui ibunya sendiri, sehingga dikutuk menjadi batu.
Tuhan sangat tidak berkenan dengan sikap "kacang lupa kulit". Itulah sebabnya berulang kali Dia mengingatkan umat Israel tentang status mereka dulu, yaitu sebagai budak-budak di Mesir, dan bahwa Tuhanlah yang telah membebaskan mereka Tujuannya supaya mereka tetap mengandalkan Tuhan, dan tidak berpaling kepada lain. Sekaligus supaya mereka juga memiliki empati dan kepekaan untuk membantu orang lain yang membutuhkan seperti mereka dulu
Maka, baiklah kita terus mengingat karya kasih Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita selalu terdorong untuk memakai segala yang ada pada
kita untuk kemuliaan-Nya. Dan, baiklah kita juga tidak melupakan peran dan jasa orang lain dalam setiap kesuksesan yang kita raih, sehingga kita bisa tetap menunjukkan rasa terima kasih kita kepada mereka. Bukan seperti kacang yang lupa pada kulitnya
KITA ADALAH ORANG BERUTANG KEPADA TUHAN DAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR KITA
MEWUJUDKAN RESOLUSI
Menyusun resolusi adalah hal yang kerap dilakukan orang di awal tahun. Namun, banyak orang begitu semangat menyusun resolusi agar menjadi "lebih baik", kemudian lupa ketika waktu berlalu. Ada banyak hal membuat kita sulit mewujudkan resolusi. Akan tetapi, ada satu hal penting yang bisa menjadi pangkal kegagalan kita, yakni saat kita menyusun resolusi dengan pertanyaan yang salah, "Apa yang ingin saya capai tahun ini?" atau "Apa yang ingin saya lakukan tahun ini?"
Sebagai orang-orang yang menjadikan Yesus sebagai Raja atas hidup ini, bukankah seharusnya kita mendasarkan resolusi pada pertanyaan, "Tuhan, apa yang Engkau ingin aku lakukan tahun ini? Apa yang Engkau ingin agar saya capai tahun ini?" Ada dua alasan mengapa kita harus melibatkan Tuhan dalam menyusun resolusi.
Pertama, Perasaan muncul dari diri masing masing mengingatkan agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok . kita menanykan diri kita supaya kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" . Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi di sepanjang tahun ke depan. Namun, Tuhan akan memimpin kita untuk membuat keputusan yang tepat, saat kita membuat rencana bersama-Nya.
Kedua, kita mesti ingat bahwa tujuan utama hidup kita adalah menjadi serupa dengan Kristus. Karena itu, fokus resolusi kita seharusnya adalah menjadi apa yang Tuhan mau, bukan sekadar menjadi lebih baik menurut ukuran manusia.
Mari membuat dan menjalani resolusi bersama Tuhan. Peganglah janji Tuhan, bahwa Dia akan "turut bekerja dalam segala sesuatu" di sepanjang tahun ini
Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah
Kongres Rakyat Papua III Tetap Digelar
-
JAYAPURA –Ketua Panitia Pelaksana Kongres Papua III, Selpius Bobii,
didampingi beberapa tokoh adat dan tokoh pemuda Papua menyatakan kongres
Papua III teta...
12 tahun yang lalu
1 komentar:
KAWAN NAJU TRUS DAN YAKINI KO PASTI BISA:UNTUK MENDAPATKAN SEMUA YANG KO
PIKIRKAN...
Posting Komentar