BERITA TERHANGAT DARI LINTAS BANGSA PAPUA BARAT ; ;

Minggu, Agustus 16, 2009

"TNI di Balik Konflik Freeport, Itu Fitnah"

TNI yang bertugas hanya mendapat uang makan perhari Rp 30 ribu dan BBM sesuai kebutuhan.

Kamis, 13 Agustus 2009, 10:50 WIB

Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Konflik tak pernah reda di areal tambang emas PT Freeport Indonesia, terutama di jalur Timika-Tembagapura yang dijuluki sebagai jalur maut. Bebagai dugaan mengemuka, dari kecemburuan sosial sampai perebutan lahan pengamanan yang melibatkan TNI.

Panglima Kodam 17 Cenderawasih, Mayor Jenderal AY Nasution mengatakan tudingan sejumlah pihak bahwa konflik di areal Freeport yang terjadi terus menerus adalah ulah dari TNI, yakni dalam rangka perebutan lahan pengamanan, merupakan fitnah besar.

"Lahan yang mana yang diperebutkan? Kok semua tudingan diarahkan ke TNI. Itu fitnah," kata dia di Jayapura, Kamis 13 Agustus 2009.

Dalam pengamanan Freeport dengan sandi satgas Amole, tambah dia, TNI diminta bantuan oleh Polri. Jumlah TNI yang melakukan pengamanan hanya sedikit, hanya 112 orang dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. "Sementara luas areal Freeport sangat luas dan berada di hutan, tentu tak seimbang," tambah dia.


TNI yang membantu, jelas dia, hanya mendapat uang makan perhari Rp 30 ribu. "Sedangkan BBM sesuai kebutuhan," tambah dia.

Pangdam juga membantah warga sipil yang pelaku penembakan adalah warga yang pernah dilatih TNI jadi milisi. "TNI selalu korban fitnah," lanjut dia.

Insiden penembakan oleh kelompok bersenjata sebelumnya terjadi di kawasan perusahaan pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, Sabtu pagi 11 Juli 2009. Serangan atas mobil dengan nomor seri LWB 01.2587 itu terjadi pada pukul 5.20 waktu setempat. Satu warga Australia, Drew Nicholas Grant (29) tewas dalam insiden tersebut.

Pada Minggu 12 Juli 2009 dikirim tim untuk melakukan olah TKP di mile 52 Tembagapura, Papua. Polri yang terdiri dari pasukan Brimob dan Densus 88, saat tiba di Mile 51 sekitar pukul 10.45 WIT, pasukan tersebut diserang kelompok tak dikenal dari arah kanan dan kiri jalan dengan senjata api. Iptu Adam Heri Gunawan terkena luka tembak di paha kiri dan AKP Anggun terkena serpihan pada jari tangan dan langsung dievakuasi ke RS Tembagapura.

Penembakan juga terjadi keesokan harinya, Minggu 12 Juli 2009, sasarannya konvoi logistik. Seorang petugas keamanan Freeport, Markus Rattealtewas tewas dalam kejadian tersebut. Pada Senin 13 Juli 2009, seorang anggota Provost Satuan Tugas Amole Polda Papua, Bripda Marson Freddy Patiteikoni ditemukan tewas di jurang.

Sembilan orang tersangka telah ditahan, termasuk dua karyawan Freeport. Namun, insiden penembakan belum juga berhenti.

0 komentar:

Template by : YOSEP GOBAI komunitas-paniai.blogspot.com